Seiring perkembangan zaman, senjata kami ini sudah jarang atau tak pernah dipakai sama sekali sebagai permainan oleh anak anak sekarang yang sudah terbiasa dengan Game Online di internet atau di PS.Dahulu senjata ini kami gunakan untuk menyemarakkan menyambut datangnya bulan Ramadhan. Kami ramai ramai menebang bambu untuk dijadikan senjata.
Senjata ini bahan baku utamanya terbuat dari bambu. Kemudian minyak tanah atau minyak lampu dan kain usang.
Cara membuat senjata ini, bambu dipotong dengan ukuran sepanjang 1,5 meter. Setiap ruasnya dilubangi pakai besi . Tapi ruas yang terletak di bagian pangkal, tidak dipotong.
Di bagian pangkal bambu, di buat lubang kecil dengan memakai pahat. Fungsinya untuk menyulutkan api dan memasukkan minyak tanah serta kain usang yang sudah dipersiapkan.
Diamenter senjata ini menentukan dentuman bunyinya, layaknya seperti sebuah bunyi meriam asli . Semakin besar diameter bambu, semakin kuat dentumannya.
Ada juga sebagian anak anak memakai karbit ( CaC2) untuk pengganti minyak tanah tapi bisa menyebabkan bambu terbelah dua saking kerasnya tekanan yang dihasilkan dan dentumannya sungguh luar biasa dan bisa menyebabkan orang yang hamil muda langsung melahirkan seketika.
Kami berlomba untuk suara dentuman yang peling keras dialah yang menang. Kalau grup kami kalah maka kami mencuri senjata lawan yang “bagus” itu dan membuangnya ke sungai. ha ha ha….
Salah satu pengalaman pahit dengan senjata ini adalah ketika dia “makan tuan”, ketika kita meniup lobang kecil untuk mengeluarkan asap , kiranya ada titik api yang memicu dentuman susulan maka “terbakarlah bulu mata dan alis”. Wajah kami seperti alien yang tak punya alis dan bulu mata dan butuh waktu 2 bulan untuk menunggu tumbuhnya bulu tersebut.
Selama itulah masanya ditertawakan oleh teman teman yang lain.
“Ha ha ha, emang enak kehabisan bulu…!!!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar